Sabtu, 31 Mei 2014

PRABOWO DALANG KERUSUHAN DAN PENCULIKAN MEI '98 ????

 PRABOWO VS PENCULIKAN
Nama Prabowo Subianto telah menjadi momok bagi sebuah tragedi besar ditahun 1998. Tentu sebagian kalangan yang sudah dewasa di tahun 1998 mudah mengasosiasikan Prabowo dengan suatu hal yang menyeramkan. Prabowo Subianto diasosiasikan dengan Penculikan, Penembakan Trisakti dan Dalang Kerusuhan Mei 1998. Benarkah?
Fakta Penculikan
Fakta-fakta ini saya paparkan berdasarkan kombinasi data Tim Gabungan Pencari Fakta (TGPF), Komnas HAM dan Komunitas Semanggi Peduli. Berdasarkan data TGPF, Komnas HAM dan Semanggi Peduli, total aktivis yang ditangkap / diamankan / diculik sebanyak 23 orang.
Sebelum masuk lebih jauh, harus disamakan terlebih dahulu penggunaan istilah dalam bahasan ini. Kosakata umum yang digunakan adalah Penculikan, istilah yang sangat provokatif dan tendensius. Namun sesungguhnya, dalam kacamata negara dan aparat, kosakata yang digunakan adalah pengamanan atau penangkapan.
Perlu diingat, situasi Indonesia saat itu cukup genting. Ancaman bom menghantui gedung-gedung Sudirman. TVRI terus menerus menayangkan kabar-kabur soal ancaman bom. Aktivis Fretilin ditemukan membawa bom di Demak. Dalam situasi genting di tengah ancaman bom, Presiden Soeharto lancarkan Operasi Mantap Jaya untuk pengamanan menjelang Sidang Istimewa MPR 1998.
Badan Intelijen ABRI (BIA) ditugaskan melaporkan daftar nama orang / aktivis yang dianggap berpotensi mengganggu stabilitas negara. Kemudian atas perintah Presiden Soeharto kepada Panglima ABRI Wiranto, dilancarkanlah Operasi Mantap Jaya.
Pelaksana tugas Operasi Mantap Jaya adalah Polri, Kopassus, Kodim Jakarta Timur dan ABRI non Kopassus. BIA bertugas memberi informasi, kemudian Polri, Kopassus, Kodim Jakarta Timur dan ABRI non Kopassus mengeksekusi lapangan.
Dari hasil penyelidikan Komnas HAM, BIA mengeluarkan 18 nama yang diistilahkan sebagai Setan Gundul. Namun berdasarkan fakta lapangan, total penangkapan sebanyak 24 orang, kelebihan 6 orang dari target awal.
Berikut hasil penyelidikan Komnas HAM terhadap Operasi Mantap Jaya yang menangkap 18 Setan Gundul.
14011657771983380566
Sumber: Sumber : Dokumen Komnas HAM Tahun 2006
Berikut daftar 24 nama aktivis yang diamankan/ditangkap/diculik :
Kopassus (Tim Mawar) :
1.Haryanto Taslam (dibebaskan dan bergabung ke Gerindra)
2.Pius Lustrilanang (dibebaskan dan bergabung ke Gerindra)
3.Desmon J Mahesa (dibebaskan dan bergabung ke Gerindra)
4.Aan Rusdianto (dibebaskan dan bergabung ke Gerindra)
5.Andi Arief (dibebaskan dan menjadi Staff Istana)
6.Nezar Patria (dibebaskan dan menjadi Jurnalis)
7.Mugiyanto (dibebaskan dan menjadi Ketua IKOHI)
8.Faisol Reza (dibebaskan dan menjadi Staff Muhaimin Iskandar)
9.Rahardjo Waluyo (dibebaskan dan menjadi Ketua PSN Jokowi)
ABRI non Kopassus :
1.Yani Afri hilang (hilang sejak 7 Mei 1998)
2.Sonny (hilang sejak 26 April 1998)
3.Herman Hendrawan (hilang sejak 12 Maret 1998)
4.Deddy Hamdun (hilang sejak 29 Mei 1998)
5.Noval Alkatiri (hilang sejak 29 Mei 1998)
6.Ismail (hilang sejak 29 Mei 1998)
7.Suyat (hilang sejak 29 Mei 1998)
8.Petrus Bima Anugrah (hilang sejak Maret 1998)
9.Wiji Thukul (hilang sejak 1998)
Pasukan Lain (Tak Dikenal) :
1.Aristoteles Masoka (11 November 2001)
2.A Nasir (14 Mei 1998)
3.Hendra Hambalie (14 Mei 1998)
4.Ucok Siahaan (14 Mei 1998)
5.Yadin Muhidin (14 Mei 1998)
6.M Yusuf (7 Mei 1998)
Dari 24 nama yang diamankan/ditangkap/diculik, sebanyak 9 orang dibebaskan, sementara sisanya 15 orang hilang.
Kalau bicara soal operasi yang dituduhkan kepada Prabowo Subianto, tentunya mengacu pada 9 nama yang ditangkap Tim Mawar. Dan bukan kebetulan, hanya 9 orang itulah yang selamat dan dibebaskan. Sementara 15 orang lainnya, dimana 9 orang ditangkap oleh ABRI non Kopassus dan Pasukan Tak Dikenal, masih menghilang.
Pada Operasi Mantap Jaya, institusi yang ditugaskan mengeksekusi lapangan Polri, ABRI non Kopassus, Kodim Jakarta Timur dan Kopassus. Artinya 9 orang hilang yang dilakukan ABRI non Kopassus itu dilakukan oleh Kodim Jakarta Timur, sedangkan 6 orang hilang oleh Pasukan Tak Dikenal itu maksudnya adalah Polri. Tentunya ini perlu penelusuran lebih lanjut, khususnya mengenai 15 orang hilang oleh ABRI non Kopassus dan Pasukan Tak Dikenal.
Apakah 9 orang hilang ABRI non Kopassus itu mengacu pada Kodim Jakarta Timur?
Apakah 6 orang hilang oleh Pasukan Tak Dikenal itu mengacu pada Polri?
Mahkamah Militer telah mengadili Tim Mawar dengan tuntutan Kesalahan Prosedur pada saat penangkapan. Ganjarannya mulai dari pencopotan jabatan pemimpin Tim Mawar (seorang Mayor) hingga penjara bagi pelaku kekerasan saat interogasi.
Kesalahan Prosedur yang dimaksud adalah Tim Mawar menginterogasi dengan kekerasan tanpa koordinasi dengan atasan (Kopassus). Hasil penyelidikan TGPF, Komnas HAM dan Mahkamah Militer tidak menemukan adanya bukti perintah kekerasan saat interogasi Tim Mawar. Itulah sebabnya, pengadilan Mahkamah Militer hanya memberi hukuman kepada Tim Mawar, tidak kepada Prabowo Subianto.
Karena memang Prabowo Subianto bukanlah pihak yang mendapat mandat menjalankan Operasi Mantap Jaya. Presiden Soeharto memerintahkan pelaksanaan Operasi Mantap Jaya kepada Panglima ABRI saat itu, Wiranto. Wiranto menjabat Panglima ABRI mulai 16 Februari 1998 hingga 26 Oktober 1999.
Berdasarkan fakta-fakta tersebut, agak aneh kalau menuduh Prabowo Subianto sebagai pelaku penculikan aktivis. Faktanya dari 24 aktivis yang ditangkap, terdiri dari operasi 3 tim : 9 orang ditangkap oleh Kopassus (Tim Mawar), 9 orang ditangkap oleh ABRI non Kopassus dan 6 orang ditangkap oleh Pasukan Tak Dikenal.
Pengaitan Prabowo Subianto pada kisah penangkapan didasarkan pada operasi Tim Mawar semata. Dan yang orang-orang lupa adalah Tim Mawar sudah diadili dan diganjar oleh Mahkamah Militer. Penyelidikannya Mahkamah Militer pun kombinasi antara Komnas HAM dan TGPF.
Justru yang harus diselidiki lebih jauh adalah Wiranto yang menjabat sebagai Panglima ABRI saat itu beserta Kodim Jakarta Timur dan Polri. Jangan lupa, Polri saat itu masih berada dalam struktur ABRI, di bawah Panglima ABRI Wiranto.
Fakta Penembakan Trisakti
Bicara soal fakta penembakan Trisakti yang juga dituduhkan kepada Prabowo Subianto, saya bahas singkat. Fakta yang saya pakai soal penembakan Trisakti adalah soal peluru penembakan. Hasil Uji Balistik di Belfast, Irlandia Utara pada tahun 2000 menunjukkan bahwa peluru penembakan Trisakti milik Unit Gegana Polri.
Peluru yang digunakan dalam penembakan Trisakti berkaliber 5,56 mm, bukan peluru kaliber 7 mm milik Sniper Kopassus. Fakta ini jelas menggugurkan semua asumsi dan tuduhan bahwa penembakan Trisakti dilakukan oleh Kopassus perinta Prabowo Subianto.
Dan perlu diingat, Polri (Unit Gegana) saat itu juga masih berada di bawah naungan ABRI di bawah perintah Panglima ABRI Wiranto. Jadi saya tak mau debat kusir soal Prabowo dan penembakan Trisakti, karena faktanya peluru berasal dari Polri Unit Gegana.
Fakta Kerusuhan Mei 1998
Satu lagi tuduhan yang mengatakan bahwa Prabowo Subianto adalah Dalang Kerusuhan Mei 1998. Penyelidikan soal Kerusuhan Mei 1998 dilakukan oleh Tim Gabungan Pencari Fakta (TGPF). TGPF terdiri dari unsur-unsur pemerintah, Komnas HAM dan LSM.
Hasil penyelidikan TGPF dapat di download disini http://semanggipeduli.com/tgpf/laporan.html
Laporan TGPF bertanggal 23 Oktober 1998 menyimpulkan antara lain (lihat Bab VII laporan TGPF) :
14011658492034557424
Sumber: Laporan TGPF 23 Oktober 1998
Tertulis dengan jelas disitu bahwa TGPF meminta pemerintah menyelidiki pertemuan Makostrad 14 Mei 1998. TGPF juga meminta pemerintah menyelidiki peran Prabowo Subianto pada Kerusuhan Mei 1998.
Pemerintah lalu merespon hasil laporan TGPF tersebut dan melakukan penyelidikan lanjutan secara mendalam.
Hasilnya adalah dikeluarkannya dokumen Sekretariat Negara bertanggal 13 September 1999 berikut ini :
14011660841091277606
Sumber: Dokumen Menteri Sekretariat Negara 13 September 1999
Dokumen ini ditandatangani oleh Menteri Sekretariat Negara Muladi. Semula, Muladi merupakan pihak yang cukup keras menuduh Prabowo terkait Kerusuhan Mei 1998. Namun fakta penyelidikan pemerintah mengatakan kalau Prabowo tidak terkait dengan Kerusuhan Mei 1998.
Tertulis jelas bahwa hasil penyelidikan pemerintah dalam merespon laporan TGPF menyatakan (poin a) :
“Tentang Dugaan Keterlibatan Letjen TNI Prabowo Subianto dalam peristiwa kerusuhan Mei 1998, yang dimulai dengan adanya pertemuan Makostrad, berdasarkan penyelidikan yang kami lakukan ternyata tidak terdapat cukup bukti yang memperkuat dugaan tersebut.”
Pada poin b disebutkan :
“Kepada para pelaku penculikan aktivis dan penembakan mahasiswa Trisakti telah diproses sesuai ketentuan hukum yang berlaku dan kepada mereka yang telah terbukti bersalah telah dikenakan sanksi hukuman berdasarkan Putusan Hakim (Mahmil) sesuai dengan tingkat kesalahannya”
Dari fakta tersebut, hasil penyelidikan TGPF bersama Komnas HAM dan pemerintah juga militer, Prabowo tidak terkait dengan yang dituduhkan. Pihak-pihak yang bersalah dan terkait dengan penculikan, kerusuhan , penembakan telah diberikan sanksi.
Lantas atas alasan apa Prabowo masih dikait-kaitkan dengan persoalan HAM?

Jumat, 23 Mei 2014

KEAJAIBAN SIRSAK

 SIRSAK
Di negara kita sendiri buah Sirsak atau dalam bahasa Inggrisnya ‘Soursop’ (latin: Annona muricata) dikenal dengan berbagai sebutan yaitu nangka sebrang, nangka landa (Jawa), nangka walanda, sirsak (Sunda), nangka buris (Madura), srikaya jawa (Bali), deureuyan belanda (Aceh), durio ulondro (Nias), durian betawi (Minangkabau), serta jambu landa (di Lampung).


Penyebutan “belanda” dan variasinya menunjukkan bahwa sirsak (dari bahasa Belanda: zuurzak, berarti “kantung asam”) menandakan bahwa buah ini masuk ke Indonesia pada masa pemerintah kolonial Hindia-Belanda menginfasi Nusantara pada abad ke-19.

Dan selama ini masyarakat terbuai, kanker hanya bisa diobati dengan chemotherapy (terapi kemo).


Padahal, buah dan daun Sirsak (Graviola) berdasarkan hasil sejumlah penelitian, mampu membunuh sel kanker yang kekuatannya sepuluh ribu kali lipat lebih ampuh dibanding terapi kemo.


Diam-diam pabrik obat terbesar di Amerika melakukan riset buah yang di Brazil disebut “Graviola“, di Inggris “Soursop” dan di Spanyol “Guana Bana” ini.

Namun besarnya biaya riset membuat penemuan besar ini sengaja disembunyikan, sambil mencoba melakukan kloning atas buah ini agar penemuannya bisa dipatenkan.

Khasiat buah dan daun sirsak memberikan efek anti tumor/kanker yang sangat kuat, dan terbukti secara medis menyembuhkan segala jenis kanker.

Selain menyembuhkan kanker, buah sirsak juga berfungsi sebagai anti bakteri, anti jamur (fungi), efektif melawan berbagai jenis parasit, menurunkan tekanan darah tinggi, depresi, stress, dan menormalkan kembali system syaraf yang kurang baik. Adalah Health Science Institute di Amerika yang membuka tabir gelap ini.


“Sirsak, pohon ajaib yang banyak tumbuh di hutan Amazon akan mengubah cara berpikir Anda, dokter Anda, bahkan Dunia, mengenai proses penyembuhan kanker dan harapan kesembuhan yang luar biasa,” tulis Health Science Institute.

Quote:
Berdasarkan riset, buah dan daun sirsak dapat berguna untuk:

(1) Menyerang sel kanker dengan aman dan efektif secara alami, tanpa rasa mual, berat badan turun, rambut rontok, seperti yang terjadi pada terapi kemo,

(2) Melindungi sistem kekebalan tubuh dan mencegah dari infeksi yang mematikan,

(3) Pasien merasakan lebih kuat, lebih sehat selama proses perawatan / penyembuhan, dan

(4) Energi meningkat dan penampilan fisik membaik.
Sumber berita sangat mengejutkan ini berasal dari pabrik farmasi terbesar di Amerika. Buah Graviola diuji di lebih dari 20 laboratorium, sejak tahun 1970-an sampai beberapa tahun berikutnya.

Hasil test dari ekstrak (sari) buah ini adalah secara efektif memilih target dan membunuh sel jahat dari 12 tipe kanker yang berbeda, diantaranya kanker: Usus Besar, Payudara, Prostat, Paru-Paru dan Pankreas.

“Daya kerjanya 10.000 kali lebih kuat dalam memperlambat pertumbuhan sel kanker dibandingkan dengan Adriamicin dan Terapi Kemo yang biasa di gunakan,” tulis laporan riset itu.

Tidak Membunuh Sel Sehat

Tidak seperti terapi kemo, sari buah ini secara selektif hanya memburu dan membunuh sel-sel jahat dan tidak membunuh sel-sel sehat. Riset telah dilakukan secara ekstensive pada pohon “ajaib” ini selama bertahun-tahun, tapi kenapa kita tidak mengetahui apa-apa mengenai hal ini?

Jawabnya adalah: begitu mudah kesehatan kita dan kehidupan kita yang selama ini telah dikendalikan oleh elite dunia yang memiliki uang dan kekuasaan.


Salah satu perusahaan obat terbesar di Amerika dengan omzet milyaran dollar melakukan riset luar biasa pada pohon Graviola yang tumbuh di hutan Amazon ini.

Ternyata beberapa bagian dari pohon ini yaitu: kulit kayu, akar, daun, daging buah dan bijinya, selama berabad-abad telah menjadi obat bagi suku Indian di Amerika Selatan untuk menyembuhkan: sakit jantung, asma, masalah liver (hati) dan reumatik.

Dengan bukti-bukti ilmiah yang minim, perusahaan mengucurkan dana dan sumber daya manusia yang sangat besar guna melakukan riset dan aneka pengujian. Hasilnya sangat mencengangkan. Graviola secara ilmiah terbukti sebagai mesin pembunuh sel kanker!







Tidak Dapat Dipatenkan Maka Tidak Dipublikasikan

Namun mirip Cannabis atau Ganja yang juga banyak gunanya termasuk dapat menghancurkan sel kanker, kini kisah Graviola hampir berakhir sama di sini. Kenapa? Karena dibawah undang-undang federal, sumber bahan alami untuk obat tidak bisa dipatenkan.

Mengapa sirsak tak dapat dipatenkan seperti juga cannabis atau ganja?? Karena keduanya berasal dari tumbuhan alami, tanpa suatu proses apapun, keduanya sudah mujarab dalam membasmi sel kanker dan beberapa penyakit lainnya yang selama ini tak tersembuhkan.

Artinya, untuk meraih suatu patent, perusahaan harus dapat membuat tanaman ini sedikit berbeda dari tanaman alami, misalnya dengan meng-kloning atau melakukan rekayasa genetika lainnya.


Maka perusahaan farmasi yang dikuasai para elit dunia berusaha sekuat tenaga dengan biaya sangat besar untuk mengkloning Graviola ini agar bisa dipatenkan sehingga bisa meraup keuntungan besar.

Tapi semua itu sia-sia, oleh karenanya, perusahaan menghadapi masalah besar. Tanpa patent, berarti tak ada uang trilyunan dollar yang dapat diraup oleh para elit penguasa farmasi dunia.

Bahkan bagi mereka akan lebih parah, karena setiap orang akan dapat menanam tanaman obat yang sangat berkhasiat ini di halaman rumahnya masing-masing dan artinya masyarakat dapat memiliki obat di pekarangan mereka sendiri.

Usaha para elit farmasi dunia ini tidak berhasil. Graviola tidak bisa dikloning. Perusahaan gigit jari setelah mengeluarkan dana milyaran dollar untuk riset dan aneka pengujian.

Ketika mimpi untuk mendapatkan keuntungan lebih besar berangsur-angsur memudar, kegiatan riset dan test juga berhenti. Bahkan lebih parah lagi, perusahaan menutup proyek ini dan memutuskan untuk tidak mempublikasikan hasil riset ini.


Beruntunglah, ada salah seorang Ilmuwan dari tim riset tidak tega melihat kekejaman ini terjadi. Dengan mengorbankan karirnya, dia menghubungi sebuah perusahaan yang biasa mengumpulkan bahan-bahan alami dari hutan amazon untuk pembuatan obat.

Ketika para pakar riset dari Health Science Institute mendengar berita keajaiban Graviola, mereka mulai melakukan riset.

Hasilnya sangat mengejutkan. Graviola memang terbukti sebagai pohon pembunuh sel kanker yang efektif!

The National Cancer Institute mulai melakukan riset ilmiah yang pertama pada tahun 1976. Hasilnya membuktikan bahwa daun dan batang kayu Graviola mampu menyerang dan menghancurkan sel-sel jahat kanker. Sayangnya hasil ini hanya untuk keperluan intern dan tidak dipublikasikan.

Sejak 1976, Graviola telah terbukti sebagai pembunuh sel kanker yang luar biasa pada uji coba yang dilakukan oleh 20 Laboratorium Independence yang berbeda.
Suatu study yang dipublikasikan oleh The Journal of Natural Products menyatakan, studi yang dilakukan oleh Catholic University di Korea Selatan, menyebutkan salah satu unsur kimia yang terkandung di dalam Graviola, mampu memilih, membedakan dan membunuh sel kanker Usus Besar dengan 10.000 kali lebih kuat dibandingkan dengan adriamicin dan terapi kemo.

Penemuan yang paling mencolok dari study Catholic University ini adalah: Graviola bisa menyeleksi memilih dan membunuh hanya sel jahat kanker, sedangkan sel yang sehat tidak terganggu.

Graviola tidak seperti terapi kemo yang tidak bisa membedakan sel kanker dan sel sehat, maka sel-sel reproduksi (seperti lambung dan rambut) dibunuh habis oleh terapi kemo, sehingga timbul efek negatif: rasa mual dan rambut rontok.

Sebuah study di Purdue University membuktikan, daun Graviola mampu membunuh sel kanker secara efektif, terutama sel kanker: prostate, pancreas, dan paru-paru.

CV.MUTIARA ALAM INDONESIA
JL.SUKUN NO.10E PALU BARAT SULAWESI TENGAH
082231504555
082312504555
085656504555
087884504555